Kamis, 25 Oktober 2012

Manusia tanpa batas


Nick Vujicic
No Arms, No Legs, No Worries

Dalam setiap kehidupan, tentu selalu ada masalah yang menimpa kita. Entah itu masalah yang ringan atau sepele, hingga masalah yang membuat kepala kita pusing 7 keliling. Hal-hal itu sering membuat kita stres dan bingung. Bahkan yang paling parah, sering juga kita menyalahkan diri sendiri hingga menyalahkan orang lain atas kesalahan kita. Malah terkadang saat kita hilaf, Tuhan bisa kita kambing hitamkan atas keadaan yang kita alami. Bahkan tidak jarang ada saja orang melakukan tindakan bodoh dengan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi masalah. Sering kita dengar kalimat, “Tuhan, teganya engkau membuat aku jatuh miskin!” atau “Tuhan mengapa kau memberi penyakit seperti ini!” Kalimat-kalimat itu terkesan bahwa Tuhan lah penyebab semuanya. Namun, coba lihat tokoh yang satu ini, Nick Vujicic. Beliau tidak mempunyai kedua tangan dan kedua kaki. Apakah Nick menyalahkan orang lain ataupun Tuhan atas apa yang Nick timpa?
Nick lahir di sebuah rumah sakit di Kota Melbourne pada tanggal 4 Desember 1982. Orangtuanya sangat terkejut ketika melihat keadaan putra mereka yang lahir tanpa dua lengan dan dua kaki. Menurut dokter yang menanganginya, Nick terkena penyakit Tetra-amelia yang sangat langka. Kondisi ini kontan membuat ayah Nick (seorang pemuka agama dan programmer komputer) dan ibu Nick (seorang perawat) bertanya-tanya dalam hati, kesalahan besar apa yang telah mereka perbuat hingga putranya terlahir tanpa anggota-anggota tubuh. Tak jarang, mereka menyalahkan diri sendiri atas keadaan Nick.
Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Ayah dan ibu Nick melihat putranya, biarpun cacat tubuh, tetap tumbuh kuat, sehat, dan ceria - sama seperti anak-anak lainnya. Dan, Nick kecil terlihat begitu tampan serta menggemaskan! Matanya pun sangat indah dan menawan. Maka, mereka mulai bisa menerima keadaan putranya, mensyukuri keberadaannya, dan segera mengajarinya untuk hidup mandiri.
Nick dimasukan ke sekolah biasa oleh ibunya dengan tujuan agar Nick tumbuh kuat dan mandiri. Namun yang terjadi, Nick malah menerima cemoohan dan hinaan. Nick sempat depresi, tapi berkat dukungan orang tuanya, Nick menjadi tumbuh kuat dan menganggap cemoohan dan hinaan yang ia dapatkan adalah dorongan agar Nick bisa menutupi kekurangan dan menunjukan kelebihannya.
Untuk meraih mimpinya, Nick belajar dengan giat. Otak yang encer, membantunya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun. Segera setelah itu, ia mengembangkan lembaga non-profit ‘Life Without Limbs' (Hidup Tanpa Anggota-Anggota Tubuh), yang didirikannya, pada usia 17 tahun, untuk membantunya berkarya dalam bidang motivasi. 
Kini, Nick Vujicic adalah motivator/pembicara internasional yang gilang-gemilang. Ia sudah berkeliling ke lebih dari 24 negara di empat benua (termasuk Indonesia), untuk memotivasi lebih dari 2 juta orang-khususnya kaum muda. Berkali-kali, ia diwawancarai oleh stasiun televisi dengan jangkauan internasional, seperti ABC (pada 28 Maret 2008). Produknya yang terkenal adalah DVD motivasi "Life's Greater Purpose", "No Arms, No Legs, No Worries", serta film "The Butterfly Circus."
Demikianlah kisah dari tokoh favorit saya, Nick Vujicic. Beliau mampu memotivasi saya dalam berbagai hal, terutama untuk mensyukuri hidup ini. Nick dengan kekurangannya saja mampu meraih impian setinggi-tingginya, bagaimana dengan kita yang terlahir sempurna? Bahkan sering kita mengeluh atas apa yang kita dapatkan atau hadapi, tapi kita tidak sadar bahwa masih banyak orang diluar sana yang mengalami masalah yang jauh lebih parah dari yang kita alami. Mengapa kita harus mengeluh? Justru kita harus bersyukur karena masih bisa bernafas, masih bisa berjalan, masih bisa menikmati makan dan minum dan masih beraktivitas layaknya orang normal. Maka dari itu, syukurilah apa yang kita dapatkan dan jangan pernah mengeluh atas apa yang kita alami. Ingatlah, kelemahan adalah kekuatan dahsyat yang belum terasah. 

0 komentar:

Posting Komentar